Sesosok
Luca Pacioli yang disebut-sebut sebagai Bapak Akuntansi Modern, atau akan lebih banyak lagi yang belum tahu jarak waktu dan sejarah yang terbentang jauh antara jaman
“jahiliyyah“ yang dialami dunia barat (1494 M). Seorang
Luca Pacioly berdasarkan nasab, seorang pendeta Kristen, pada tahun 1494 M dia menerbitkan sebuah buku yang berjudul
Summa De Arithmetica, Geometry, Proportion berdasarkan catatan peneliti pada tahun 1963 M adanya sebuah rekomendasi yang jauh lebih valid bahkan disusun lebih valid dan menjadi dasar pencatatan selanjutnya oleh Pacioli tahun 1363 M yakni
Abdullah Al Mazindaani dalam kitabnya
Risalah Al Falakiyah kitab As Siqayat, dengan kata lain apa yang dilakukan oleh Pacioli hanyalah berperan sebagai penukil dan pencatat, terhadap apa yang beredar saat itu.
Ada banyak hal yang membuat perhatian saat mempelajari sebuah buku yang di susun oleh
Prof. Dr. Umar Abdullah Zaid salah satu pada Bab Ke-2 yang masih berkutat tentang
Sejarah Akuntansi Islam yang kemudian di manipulasi oleh para intelektual barat karena begitu penting diluruskan apa yang selama ini dijadikan banyak acuan para intelektual seluruh dunia akan tradisi plagiatisme keilmuan yang malah terlihat seperti telah begitu biasa. Maka semuanya mengantarkan kesimpulan logika yang bertentangan dengan fakta sejarah yang telah ada.
Seperti yang dicatat oleh
Prof .Dr.Umar Abdullah Bin Zaid pada halaman 31 mengatakan, “Mungkin dapat dikatakan bahwa saat itu Eropa hidup pada masa kegelapan, kaum muslimin telah menggunakan akuntansi dan ikut andil, dalam mengembangkannya. Sementara itu, peradaban Islam dalam sebuah fase yang subur dan berkembang pesat di dunia dengan syariat Islam sebagai fondasinya dan berhasil mengintegrasikan antara tuntunan spiritual dan material.
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) Bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Surah al-Qashashas: 77)
Jika mau dirunut secara kronologis bagaimana awal kelahiran dan pertumbuhan
Akuntansi di dunia Islam yang ternyata telah berkembang jauh sebelum dekade ini. Akuntansi Kapitalis mencatat bahwa Akuntansi dengan sistem
Double Entries atau dikenal di kalangan awam sebagai
debet-kredit. Maka Akuntansi sebagai bagian yang inheren dengan kultur, identitas, dan kebudayaan serta peradaban Islam telah dimulai sejak pertama kali Baginda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam mendirikan sebuah masyarakat dan negara Islam di Madinah telah dimulai. Terutama ketika bertambahnya pemasukan negara dari pelbagai hasil taklukan dan zakat yang dikumpulkan dalam lembaga pengumpulan pemasukan harta negara yang kelak dikenal dengan
Baitul Maal.
Pada era pertumbuhan dan perkembangan berikutnya
Khalifah Umar Ibn Khattab pada tahun 14-24 H memerintahkan untuk mencatat harta umum diklasifikasikan sesuai dengan sumber pendapatnnya.
Umar Ibn Khattab dalam sebuah riwayat diceritakan mengangkat dan menggaji staf-staf pencatat sumber pemasukan dan pengeluaran. Pada era khalifah ke-2 setelah Abu Bakar ini tercatat dalam sejarah yang paling banyak terjadi kemajuan dalam hal keuangan umum/ publik dan perekonomian negara Islam. Mulai ada pembukuan dan dokumentasi yang harus dimilikinya sebagai asas pencatatan.
Sistematika pencatatan transaksi dan pencatatan sumber pendapatan negara secara tersusun sistematis rupanya telah dimulai dan dikembangkan sejak era kekhalifahan
al-Walid Ibn Abdul Malik pada tahun 86-96. Setelah itu proses pertumbuhan dan perkembangan
Akuntansi di dunia Islam mecapai puncaknya pada era
Kekhalifahan Abbasiyah.
Dalam Kerangka Sejarah dan Teori Akuntansi Keuangan Dalam Masyarakat Islam yang ditulis oleh
Prof .Dr. Umar Abdullah Zaid dan diterjemahkan oleh
Muhammad Syafi’i Antonio ,M.Ec dipaparkan bahwa salah satu bukti telah tersusunnya secara sistematis Akuntansi dalam bentuk pembukuan dan jurnal pada tahun 132 H/ 749 M. Jurnal-jurnal pencatatan dalam proses pembukuan Akuntansi lebih dikenal dengan nama
Jaridah yang kemudian diterjemahkan menjadi
Journal sebagaimana yang tercacat dalam bukunya
Luca Pacioly dan terjemahan latin
Zornal sebagaimana yang dikenal di Venice, Italy.
Artinya Proses penumbuhan
Akuntansi di dunia Islam telah digunakan sekitar 745 tahun sebelum kemunculan buku Pacioly yang berjudul
Summa De Arithmetica, Geometry, Proportion. Kemudian barulah
Akuntansi Islam menemukan puncak kegemilangannnya di tahun 765 H/1363 M dengan sebuah manuskrip yang disusun oleh
Abdullah bin Muhammad bin Kayah aL-Mazindarani. bertajuk Risalah Falakiyah Kitab
aS-Siyaqat. Walaupun sebelum a
L-Mazindarani menyusun manuskripnya tersebut
Penulis muslim lainnya yang juga telah menyusun sebuah karya tentang perkembangan
Akuntansi dan penggunaaanya dalam masyarakat Islam juga telah dimulai oleh
aN-Nuwairi (734H/1336M) dan
Ibnu Khaldun (167H/784M).